Minggu, 12 April 2015

aprilbroke

hai April...
masih ingat si maret dan febuari lalu yang begitu baik dan damai meski sedikit menegangkan ?
aku baru saja merasakan kelegahan karena mampu melewati ketegangan dan merayakan tanggal kebahagiaan pada angka 7 berapa hari lalu.
aku begitu membayangkan april yang sangat membahagiakan. betapa tidak ? tepat beberapa minggu dari sekarang aku akan kembali ke kota kecil yang menampungku selama kurang lebih 4,5 tahun, Bandar Lampung. Bukan Kota nya yang membuat bersemangat untuk datang, tapi kehadiran seseorang disana yang menyita hati dan fikiranku. Ya, seseorang yang begitu sangat erat mengganjal dihatiku, Aditya Permana.
Aku cukup antusias dengan hal itu, dan berharap banyak dengan pertemuan singkat nanti.
tapi ....
Inilah jalan Allah, aku hanya manusia biasa, merencanakan sejuta hal, mengharapakan banyak hal, tapi tetap Dia lah yang menentukannya. Dan jawaban tuhan tidak sesuai dengan apa yang hati ku perkirakan.
Aku sudang begitu siap dengan kepulangan ini, tapi kemudian hati ku terlempar pisau tajam hingga robek disegala sisi. Aku sesak, begitu sakit menahan perih, tidak mampu mengatakan apapun, hanya menangis dan tertunduk.
" seperti jatuh lalu tertimpa tangga "
begitulah aku berkata. Inilah takdir tuhan, ia tidak pernah memandang waktu dan tempat, suasana, dan hati siapa yang pas.

Aku perepuan dengan hati yang begitu tulus menghadiakan jiwa raga dan segenap perasaan kepada Dia yang ku anggap mampu membuatku melambung. Aku banyak belajar dari segala kesederhanaan yang ia miliki. Latar belakang keluarganya, kisah sedih kepergian ibunya, cerita pahit putus cintanya, getir kehidupannya, semuanya mampu memberikan warna di hati ku untuk mampu berjalan bersamanya dalam waktu yang cukup lama, LAMA .
Dari segala rasa yang hadir, dari segala rasa yang tercipta, kebersamaan yang terjalin, kerjasama yang ada, kepercayaan dan kesetiaan yang terbangun, aku sadar semuanya berdiri diatas benterng perbedaan yang begitu tinggi.Usia yang terpaut 2 tahun, lingkungan dan suku yang bertolak belakang, pemikiran dan sudut pandang yang berbeda, serta KEYAKINAN yang bebeda. Benteng tinggi itu yang menjadi jarak yang sulit dilewati, bahkan setelah 2 tahun mencoba, ketika hati mulai sulit bergerak, sulit untuk berpindah, tuhan memberikan sebuah jalan lain untuk tidak bisa berjalan kembali, semuanya terbentang jarak, waktu dan perbedaan.
Dan inilah hadiah april yang begitu menyesakkan hati, jiwa dan fikiran. Aku berusaha kuat, percaya dan ikhlas bahwa tuhan-ku tahu yang terbaik untuk jalan hidupku, begitu juga dengan tuhan-nya tahu apa dan bagaimana hati nya. Lalu, yang tersisa kini hanya sebuah rasa yang ada, ingin berharap banyak namun dunia menolaknya, hanya menunggu jawaban tuhan akan seperti sesak dan perih ini berahir. Aku menghabiskan hari ku dengan hati dan fikiran yang begitu buntu untuk melangkah. Seakan semua nya tertutup, gelap, hampa, aku merasa kehilangan sebagian dari hidupku, dan semuanya hanya bisa ku leguhkan lewat hembusan nafas panjang.
Aku berharap banyak dengan semua rasa yang tersisa, dan pertemuan yang akan berlangsung nanti. Tuan... izinkan aku menguakkan semuanya, menyeruakkan segalanya, mengiskkan semuanya tepat disana, bersamanya, sehari saja sudah cukup. Maka kuatkanlah hati dan jiwaku bagaimanapun hasilnya nanti.
Semoga April tidak selalu memberikan warna gelap bagiku disepanjang harinya. Aku begitu mencintai segala nya yang ia punya, sama seperti aku membutuhkan orangtua ku dsepanjang jalan dan liku hidupku, dia adalah bagian dari seluruh perjalanan ku hingga disini.
April... tolong bahagiakan aku, meski hanya sesaat. Tuhan.. tolong tuntun hatiku, bukakan fikiranku, mampukan aku melewatinya. Dan kamu, tunggulah aku dan kita akan kembalikan semua yang tercipta sejak awal disana untuk beberapa saat saja, ku mohon, I MADE ADITYA PERMANA.